Coffee Culture 6: Coffee with a dash of difference…

Copied from another blogger who is fascinated by coffee… here are a couple of ideas to brighten your potent drink.

ARS0YJECAC8F04MCANTCPGACAATI9KSCA0001EYCA6AWYPFCAOOBV27CAXV86J1CAS5FDH8CA291FYGCASTP263CAN754H7CAHDDQXICALLFC71CAX9E4MLCAT7ZNQTCATBBBFCCAXTWK9A

You might be like me. Someone who cannot leave what’s good enough alone. Coffee is one of those things for me. Rarely can I drink it plain black and rarely plain warm. Want to teach your coffee to jump through hoops? Here are some ideas:

  • Salt your coffee. Either as you are grinding it, or the dairy that accompanies it. Salt enhances sweetness and cloys bitter flavors.
  • Rethink the sweet. When you take your coffee sweet, consider an alternative to standard white sugar. This can be as simple as using brown sugar, a raw sugar, agave nectar, or honey instead. Or as complex as adding maple syrup, bitter caramel sauce, Nước Màu or fruit jam.
  • Give the beans some friends. Next time you grind up coffee beans, consider tossing in one or all of these flavor additions: half a vanilla bean pod, some cocoa nibs, a small sliver of whole nutmeg, orange zest, a cardamom pod, a couple black peppercorns or a nub of cinnamon stick.
  • Steep when you heat. Steeping aromatics in either your pre-brew coffee water or your dairy is a way to get a touch of flavor that is different from grinding flavors with the beans. This could be as simple as making your coffee with peppermint tea or lemon water, or warming your milk with sticks of cinnamon and whole cloves. Who says you have to use plain water to brew your coffee?
  • Bloom your coffee grounds. As one blooms dry gelatin before use, moisten your coffee grounds to help prep them for brewing. How to: Shake out your freshly ground coffee into a mixing bowl and stir in 1-3 Tbs of water. Let sit for ~5 minutes and then scrape into your brewing apparatus. It is thought that premoistening coffee grounds results in a stronger or more flavored brew. Have you wondered about using brandy or bourbon instead of water for this step yet?
  • Take your time. How about a 12 hour brew? Do those words give you caffeine withdrawal? If you add time and subtract the heat, you will have a new coffee experience in your cup.
  • Keep it simple. Sometimes you owe it to your taste buds to take a vacation from your habits and resort to the easiest path: straight black coffee. With the amazing amount of coffee bean varieties and roasts we have access too, there is no excuse for calling straight black coffee boring.

Coffee Culture 5: Kopi Penari Jawa

Baru mengenal Java Dancer Coffee kemarin petang dari Andri Gunawan, salah satu dari empunya/cupper, berikut adalah cuplikan dari publikasi yang telah memuatnya di Malang Raya beberapa saat yang lalu.  Kami dibawakan oleh-oleh kopi Wamena.  Dilain kesempatan kalau lewat atau menginap di Malang, sempatkan untuk mampir.  Pemiliknya memiliki passion terhadap kopi, lebih dari sekedar meraup keuntungan darinya. 

java5[1]

JAVA DANCER COFFEE BIDIK WISATAWAN ASING – oleh Lailatul ROsida/MalangPost

Penggemar kopi di Malang Raya kini bisa menikmati sajian istimewa dari sebuah kafe yang menawarkan kesempurnaan rasa kopi yang disajikan.  Semuanya ada di Java Dancer Coffee.  Kafe yang baru menggelar soft launching pada 15 Desember 2008 alu, menawarkan berbagai jenis kopi yang khas.  Tidak saja karena penyajiannya yang menggunakan berbagai peralatan modern dari luar negeri, akan tetapi karena biji kopi yang disuguhkan adalah biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia.  Mulai dari kopi Aceh Gayo hingga Papua Wamena tersaji disana.

Menurut Manager Java Dancer Coffee, Hendry, keberadaan coffee shop di kawasan Jalan Kahuripan kota Malang ini membidik para wisatawan asing yang banyak berada di kawasan Tugu Malang.  Terutatma tamu asing di Hotel Tugu yang tepat berada di depan kafe ini.

‘Kopi yang kami tawarkan diproduksi sendiri dan sebelumnya sudah kami ekspor ke Denmark.  Dan sekarang kami coba tawarkan di Kota Malang sebagai kota asal produksi kopi ini.’ ungkapnya.

Hendri menuturkan Java Dancer Coffee adalah merek produk kopi yang dibuatnya bersama dua rekannya yang lain, yaitu David selaku roast master, dan Andri yang menjadi taster/cupper andalan.  Pusat produksinya berada di kawasan Araya Kota Malang.  Masing-masing personil boleh dibilang ahli di bidang minuman kopi, karena mereka sudah menempuh pendidikan khusus untuk membuat secangkir kopi.  Andre misalnya pernah belajar khusus pada ahli pembuat kopi di Amerika.  Ilmuj yang mereka dapatkan itulah yang kemudian dipraktikkan dalam penyajian kopi di sana.  Karena itu, nikmatnya kopi yang dirasakan adalah hasil kesempurnaan mulai dari penggorengan, proses hingga penyajiannya.

‘Untuk menggoreng kopi, kami memiliki ukuran kematangan, suhu dan teknik yang menggoreng yang tepat.  Dalam penyajiannya yang juga diperlukan teknik-teknik khusus agar tercipta rasa kopi yang benar-benar nikmat,’ urainya. 

Disinggung soal target utama dibukanya kafe yang menusung nuansa etnik Jawa itu, Hendri mengaku sebenarnya target terbesar adalah mempromosikan merek Java Dancer yang sudah populer di Denmark.  Pecinta kopi yang datang ke kafe bisa merasakan bagiamna kopi kahas buatan mereka yang diolah dengan kesempurnaan teknik.  APalagi biji kopi pilihan yang disajikan adalah biji kopi dari kebun masyarakat Indonesia sendiri yang tersebut mulai Aceh hingga Papua.  Selain itu, sebenarnya ketiga pendiri kafe ini adalah para penikmat kopi yang biasa berpetualang hanya untuk mencari secangkir kopi dengan rasa yang paling sempurna.

Dalam waktu dekat, kata dia, pihaknya akan menggagas event Coffee journey.  Dimana pengunjung akan mendapatkan voucher untuk menghabiskan semua pilihan rasa yang bisa disuguhkan di sana.

Java Dancer Coffee

Jalan Kahuripan 12, Malang 65111 – INDONESIA

+62 341 8199899

java4[1]

Coffee Culture 4: Kopitiam Oey

Ga maar na Kopitiam Oey proberen.. Echt heerlijk, hoor!

Mencari tempat ngopi beserta kudapannya yang punya karakter unik nan jadul, relatif jarang di Jakarta.  Paling mirip dan menyenangkan selama ini adalah Bakoel Koffie di Cikini Raya.  Namun belakangan sudah ada tempat alternatif lain namanya Kopitiam Oey di jalan Haji Agoes Salim (dahulu jalan Sabang) nomor 18.  Pemiliknya sudah tidak asing lagi yaitu mas MakNyus alias mas Bondan Winarno, yang berkongsi dengan putrinya, Gwen.

kopitiam[1]

Tempatnya kecil mungil, bernuansa Cina Baba/Peranakan berasal dari Betawi dan sekitarnya, muat sekitar 10-12 meja kecil, dengan open-kitchen dan coffee-machine free…Menunya terbagi menjadi 3, yaitu makan pagi, siang dan malam.  Kalau mengharapkan full range nonya food mungkin jangan, karena dari namanya sudah jelas artinya coffee house atau warung kopi dalam bahasa Hokkien.  Sesuai nama, maka jam buka kedai ini Senin-Jumat dari jam 7pagi sampai 9 malam, Sabtu-Minggu mulai jam 8 pagi sampai 10 malam.

Lalu dari mana nama Oey didapat?  Konon kabarnya kalau diterjemahkan ke bahasa Hokkien, Winarno itu berarti Oey. Nggak percaya? Sudahlah.. terima saja.. nanti keburu lapar lho kalau berdebat yang satu ini.

Konsep dan misinya Mas Bondan untuk kedai ini tidak lain adalah untuk membangkitkan wisata kuliner tanah air lewat warung kopi, juga keinginan untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda serta yang mampu mengenang masa lampau.

Mengintip menunya, tentu saja penekanan pada minuman, tepatnya minuman kopi.    Selain kopi tubruk Jawa, kopi Aceh dan Bukittinggi ditawarkan juga kopi dari Vietnam..  Semuanya dibuat dan diramu secara manual, tanpa coffee machine. Juga aneka minuman dingin, seperti apple fizz dan lemon kiet soda.  Yang terakhir ini yang kami pesan.  Menurut saya, agak terlalu manis karena menggunakan Sprite, mungkin lebih enak menggunakan Soda Water, sambil ditingkahi manisan jeruk kikit dan bisa ditambah manisan plum kering. 

Kalau dari makanan, kudapan ‘standar’ adalah aneka roti bakar, diselingi panini berdaging ham, aneka nasi goreng (pilihan kami malam itu adalah nasi goreng pete.. hmm.. terasa benar bumbu terasinya!).. ditambah menu ‘langka’ seperti Bubur ayam Benteng, sego ireng, roti talua Bukittinggi, Gado-gado BonBin, Sate Ayam Ponorogo, juga lunpia udang GunSan (Gunung Sahari). 

kopitiambsr[1]

Malam itu diakhiri dengan bon sebesar Rp54ribu untuk berdua… dan rekomendasinya:  Boleh lah mampir lagi sambil icip-icip menu lain (yang vegetarian tentunya buat saya).  Mungkin lebih cocok juga hadir untuk makan siang, karena range menu lebih banyak pilihannya.

Kopitiam Oey

Jalan Haji Agoes Salim (Jl Sabang) 18

Jakarta Pusat

Telfon 021 3924475